Resensi Buku Mohammad Hatta : Demokrasi Kita
Judul buku :Demokrasi Kita (pemikiran tentang demokrasi dan kedaulatan)
Penulis : Mohammad Hatta
Penerbit : Sega Arsy Bandung
Halaman : 155
Tahun terbit : 2009
Cetakan : 2 (dua)
Bisa kita lihat dengan jelas, konsep demokrasi yang hatta usung selalu berbenturan dengan tokoh-tokoh lainnya. Yang paling menonjol adalah benturan pemikiran hatta dengan soekarno. Benturan pemikiran tersebut telah berlangsung pada saat indinesia belum juga merdeka pada saat mereka masih melakukan pergerakan bersama. Namun setelah merdeka indonesia polemik benturan yang terjadi semakin terasa. Soekarno ingin maju bersama demokrasi presidensialnya, sementara hatta ingin indonesia maju dengan demokrasi parlemennya karena tepat untuk bangsa yang heterogen seperti indonesia. Lebih luas lagi perbedaan yang terjadi pada mereka saat paham “persatuan” memiliki dua mata berbeda. Hatta menyebut persatuan adalah alat sedangkan soekarno menyebut persatuan adalah tujuan hidup. Dan saat voting menurut soekarno adalah tirani mayoritas, menurut hata voting jalan menuju mufakat.
Namun diluar semua perbedaan itu, hatta adalah seorang pelopor demokrasi yang paling konsisen dengan gagasan dan pemikirannya. Kekonsistensiannya terbukti pada saat hatta harus berani mengambil keputusan lengser dari jabatannya sebagai wakil presiden indonesia, demi menghindari logika demokrasi terpimpin yang dianut oleh soekarno sebagai rekannya. Pada saat itulah hatta menulis sebuah buku yang berjudul demokrasi kita yang tidak lain adalah buku ini dengan semua bentuk pemikirannya akan sebuah demokrasi yang sesuai untuk bangsa yang heterogen. Selain itu hatta juga masih melakukan koreksi atau pemantauan tentang perkembangan negara termasuk mengkritik soekarno dengan kebijakannya dalam demokrasi terpimpin tersebut.
Pemikiran hatta ini cocok untuk di baca oleh para awak politik maupun calon-calon muda yang akan berkecimpung di bidang politik, agar membuka wacana mandiri terkait politisasi negara dan arti dari demokrasi itu sendiri. Dan membuka pandangan tentang bentuk nyata indonesia yang masih terkesan absurd hingga saat ini. Dalam buku ini juga terdapat ulasan yang cukup mendalam prihal kata demokrasi kita dan demokrasi menurut pandangan barat. Sehingga membuat kita berpikir akan demokrasi yang sesungguhnya dan demikrasi yang memang harus bercokol di indonesia sebagai bangs yang heterogen dan tidak homogen.
Secara sederhana, pemikiran mohammad hatta tentang demokrasi adalah bahwa sebagian bangsa yang merdeka, harus mengisi kekosongan pengertian dari kemerdekaan itu sendiri, sehingga bangsa kita dapat memaknai arti dari demokrasi maupun kemerdekaan itu sendiri. Tentu saja dasar pemikiran yang hatta tuangkan dalam buku ini menjadi bahan pengenmangan untuk para mahasiswa umumnya dan mahasiswa politik pada khususnya. Supaya tercipta awak-awak politik yang mengerti, paham dan mempunyai ideologi tinggi pada negara yang ia tinggali, pelajari dan bela. Sehingga nantinya akan tercipta sebuah demokrasi kita yang mengikuti perkembangan zaman dan kultur yang ada di dalam badan bangsa heterogen seperti indonesia.
Buku yang tidak terlalu tebal ini memiliki isi yang sangat spesifik, mendalam dengan bahasa yang cukup rumit dan pemikiran yang terkadang berbelit dengan nalar kebanyakan orang. Untuk para mahasiswa politik mungkin mudah mencernanya dan langsung mengerti pada maksud setiap prakata dalam buku ini, namun untuk mahasiswa yang tidak memiliki basic ilmu
Penulis : Mohammad Hatta
Penerbit : Sega Arsy Bandung
Halaman : 155
Tahun terbit : 2009
Cetakan : 2 (dua)
Demokrasi
yang tercipta dan berkembang di kehidupan bangsa indonesia tidak luput
dari peranan mohammad hatta. Tentunya tanpa mengesampingkan tokoh-tokoh
lain yang juga menjunjung tinggi azas demokrasi. Hatta juga dapat di
katakan sebagai peletak dasar tentang pemikiran demokrasi di indonesa
dalam arti nyata. Dalam pemikirannya tentang sebuah demokrasi, hatta
tidak terpengaruh pada pola demokrasi ala barat, sebagaimana tokoh lain
kerap menjadikan hal tersebut dasar untuk sebuah demokrasi bangsa
indonesia. Hatta berpikir, bahwa demokrasi yang mengacu pada landasan
barat tidak cocok dengan bangsa indonesia yang kultur kehidupannya lebih
“hidup” lebih bertetangga, dan sistem kehidupannya lebih berlangsung
pada kehidupan pedesaan.
Bisa kita lihat dengan jelas, konsep demokrasi yang hatta usung selalu berbenturan dengan tokoh-tokoh lainnya. Yang paling menonjol adalah benturan pemikiran hatta dengan soekarno. Benturan pemikiran tersebut telah berlangsung pada saat indinesia belum juga merdeka pada saat mereka masih melakukan pergerakan bersama. Namun setelah merdeka indonesia polemik benturan yang terjadi semakin terasa. Soekarno ingin maju bersama demokrasi presidensialnya, sementara hatta ingin indonesia maju dengan demokrasi parlemennya karena tepat untuk bangsa yang heterogen seperti indonesia. Lebih luas lagi perbedaan yang terjadi pada mereka saat paham “persatuan” memiliki dua mata berbeda. Hatta menyebut persatuan adalah alat sedangkan soekarno menyebut persatuan adalah tujuan hidup. Dan saat voting menurut soekarno adalah tirani mayoritas, menurut hata voting jalan menuju mufakat.
Namun diluar semua perbedaan itu, hatta adalah seorang pelopor demokrasi yang paling konsisen dengan gagasan dan pemikirannya. Kekonsistensiannya terbukti pada saat hatta harus berani mengambil keputusan lengser dari jabatannya sebagai wakil presiden indonesia, demi menghindari logika demokrasi terpimpin yang dianut oleh soekarno sebagai rekannya. Pada saat itulah hatta menulis sebuah buku yang berjudul demokrasi kita yang tidak lain adalah buku ini dengan semua bentuk pemikirannya akan sebuah demokrasi yang sesuai untuk bangsa yang heterogen. Selain itu hatta juga masih melakukan koreksi atau pemantauan tentang perkembangan negara termasuk mengkritik soekarno dengan kebijakannya dalam demokrasi terpimpin tersebut.
Pemikiran hatta ini cocok untuk di baca oleh para awak politik maupun calon-calon muda yang akan berkecimpung di bidang politik, agar membuka wacana mandiri terkait politisasi negara dan arti dari demokrasi itu sendiri. Dan membuka pandangan tentang bentuk nyata indonesia yang masih terkesan absurd hingga saat ini. Dalam buku ini juga terdapat ulasan yang cukup mendalam prihal kata demokrasi kita dan demokrasi menurut pandangan barat. Sehingga membuat kita berpikir akan demokrasi yang sesungguhnya dan demikrasi yang memang harus bercokol di indonesia sebagai bangs yang heterogen dan tidak homogen.
Secara sederhana, pemikiran mohammad hatta tentang demokrasi adalah bahwa sebagian bangsa yang merdeka, harus mengisi kekosongan pengertian dari kemerdekaan itu sendiri, sehingga bangsa kita dapat memaknai arti dari demokrasi maupun kemerdekaan itu sendiri. Tentu saja dasar pemikiran yang hatta tuangkan dalam buku ini menjadi bahan pengenmangan untuk para mahasiswa umumnya dan mahasiswa politik pada khususnya. Supaya tercipta awak-awak politik yang mengerti, paham dan mempunyai ideologi tinggi pada negara yang ia tinggali, pelajari dan bela. Sehingga nantinya akan tercipta sebuah demokrasi kita yang mengikuti perkembangan zaman dan kultur yang ada di dalam badan bangsa heterogen seperti indonesia.
Buku yang tidak terlalu tebal ini memiliki isi yang sangat spesifik, mendalam dengan bahasa yang cukup rumit dan pemikiran yang terkadang berbelit dengan nalar kebanyakan orang. Untuk para mahasiswa politik mungkin mudah mencernanya dan langsung mengerti pada maksud setiap prakata dalam buku ini, namun untuk mahasiswa yang tidak memiliki basic ilmu
Komentar
Posting Komentar